Kamis, 05 April 2012

HARIMAU MATI MENINGGALKAN BELANG

Harimau Mati Meninggalkan Belang, pepatah Melayu untuk sebutan kucing besar Harimau Sumatera (Panthera trigirs sumantrensis), sebutan ini melekat erat sebagai kiasan, bahkan sebagai sastra yang unik, juga kiasan ini merupakan satu - satunya catatan tentang tulisan Harimau dimasa lampau, walau dikampanyekan secara lisan  dari generasi ke generasi. 

Tuah Bijak  ini perlu di cermati, kenapa pepatah kuno ini muncul? Apa apa ide dari  kiasan harimau ini  dan siapa yang membuatnya?  Apakah para Raja,  Cendikiawan dan maksud dan tujuan dari uraian kata tersebut ? Apakah para pendahulu (orang bijak )  disumatera sudah memprediksi status populasi Harimau sebagai competitor manusia hingga  para pendahulu begitu khawatir akan nasib Harimau (datok ) di hutan sumatera,dan  Siapa yang tahu?.

Harimau Mati Meninggalkan Belang dapat  juga diasumsikan sebagai simbol raja hutan yang selalu di buru, hingga harimau hanya meninggalkan jejak berupa kulit belangnya,  kini  banyak terjadi kasus di  sumatera dari Aceh hingga Lampung, dimana terjadi penggusuran rumah Harimau hutan seragamkan dengan sawit,  perburuan dan dagang anakan harimau, dimana anakan harimau diburu hanya untuk komsumsi prilaku aneh para orang kaya,  harimau untuk obat obatan ,harimua penggangu kampong digaungkan sebagai konflik , uniknya Organ tubuh seperti kulit gigi dan lainnya hanya untuk menambah vitalitas ketahanan para pria aneh dibumi. Sangat miris nasib harimau , dewasa ini harimau kondisinya sangat terancam di hutan Sumatera. 

Hikayat dan tuah bijak ini dapat diartikan dengan ribuan analisa, setidaknya pendahulu kita di Sumatera telah mewarisi ribuan individu harimau, walau hanya dengan tertuang dengan sepatah Pantun bijak"harimau Mati Meninggalkan Belang “ tapi jumlah individu pada saat itu over populasi ,saat itu Hutan Sumatera dalam kondisi super baik baik, satwa mangsa (prey) berlimpah ruah, konflik manusia dan harimau nyaris tak terdengar. walau kini hutan sumutera terkotak kotak bbak belur digerus pembangunan.

Bercermin dari Petuah Bijak ini,  seharusnya para generasi penerus kini dan akan datang wajib menjaga harimau sebagai warisan para pendahulu, Hutan sumatera wajib dijaga, kekayaan alam liar sumatera harus terus dipertahankan, atau Harimau Mati Meninggalkan Belang  (az)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar