Kamis, 17 Januari 2013

Demi Harimau Sumatera, Bangun Pusat Rehabilitasi Satwa

PADANG - Kelangsungan hidup Harimau Sumatera akhir-akhir ini dinilai semakin terancam seiring berkurangnya habitat bagi hewan karnivora itu. Padahal Harimau Sumatera adalah satu dari delapan sub-spesies harimau yang ada di dunia.

Kondisi itu pula yang membuat pengusaha Hashim Djojohadikusumo merasa perlu ikut serta dalam gerakan Selamatkan Harimau Sumatera. Hashim melalui salah satu perusahannya, PT Tidar Kerinci Agung (TKA), berkontribusi dalam pembangunan pusat rehabilitasi satwa di Sumatera Barat.

Menurut Hashim, kelangsungan hidup Harimau Sumatera sudah menjadi tanggung jawab semua pihak. "Indonesia harus segera melakukan tindakan dalam sebuah kesadaran kerjasama, sebagai tanggungjawab anak bangsa," kata Hashim pada acara penandatanganan perjanjian kerjasama pembentukan Pusat Rehabilitasi Satwa di Padang, Kamis (20/12).

Perjanjian kerjasama itu diteken langsung oleh Hashim selaku Dirut PT TKA dan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Sahdin Zunaidi.  PT TKA milik Hashim sudah beroperasi di Sumbar sejak 1986 setelah mengantongi Hak Guna Usaha (HGU) lahan seluas 28 ribu hektar.

Menurut Hashim, tingginya konflik antara warga dengan kehidupan satwa liar juga turut membuat hewan-hewan khas Sumatera semakin langka. Karenanya Hashim menganggap pembangunan konservasi satwa di Sumbar itu sebagai hal mendesak.

Ditegaskannya, upaya serius perlu dilakukan untuk menyelamatkan dan melindungi satwa liar, terutama harimau Sumatera dan satwa spesies asli Sumatera lainnya. "Kami menyiapkan areal seluas 2.400 Ha. Ini akan kami gunakan  khusus untuk kegiatan Pusat Rehabilitasi Satwa," sebut putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo itu.

Area seluas 2.400 hektar untuk konservasi itu merupakan bagian dari 28 ribu hektar lahan yang kini dikelola PT TKA. Karenanya. nantinya pusat rehabilitasi satwa itu akan dinamai Areal Konservasi Prof. DR. Soemitro Djojohadikusumo.

Untuk diketahui, ada delapan subspesies harimau di dunia. Tiga di antaranya ada di Indonesia yakni Harimau Bali, Harimau Jawa dan Harimau Sumatera. Harimau Bali sudah punah sejak 1940-an, sedangkan Harimau Jawa sudah dianggap punah pada 1980-an. Karenanya kini Indonesia tinggal punya Harimau Sumatera. (jpnn)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar